Lanjut dari Trip Penang-Hatyai (Part 1) nih. Nah untuk di Hatyai, gue book hotel Red Planet dengan harga 300ribu (without breakfast). Hotelnya lumayan besar, dekat dengan Lee Garden (pusatnya) cuma jalan kaki 5-10 menit, dan waktu kita datang keadaan lobbynya ramai (banget). Sampai di Hotel gue coba minta ke front office biar dibolehin early check in, tapi ternyata kamarnya benar full semua waktu itu jadi gak bisa early check in, tapi disini disediakan tempat untuk penitipan barang. Jadi kita mutusin untuk nitip barang dan bawa seperlunya. Di pintu masuk hotel ini, ada penjual jasa one day tour dengan mobil (Sedan Honda City) plus supirnya. Harga awalnya dia kasih THB1800, kita coba tawar dan mentoknya dia kasih THB1500. Karena memang awalnya kita niat tournya pakai Tuk-Tuk (kendaraan khas Thailand, mirip sama angkot pintu belakang kalau di kota Medan), jadi kita jalan kaki ke arah Lee Garden sambil nawar harga tuk-tuk untuk dipakai one day tour. Menawar disini pun harus pintar-pintar. Dulu nyokap pernah dapat Tuk-Tuk harga sewanya THB600, tapi kalau sekarang mereka rata-rata buka harga THB1300. Kalau dipikir-pikir kalau kena harga segitu dari pada naik Tuk-Tuk mending rental mobil yang ada di hotel. Akhirnya dapatlah Tuk-Tuk dengan harga THB800, tapi baru berangkat dia udah cancel karena ada keluarganya yang meninggal dan kita diantar balik ke tempat awal berangkat tadi. Karena udah menyerah dengan Tuk-Tuk dan keadaan pun panas, akhirnya kita memutuskan untuk rental mobil dari hotel.
Rental mobil sebenernya jauh lebih nyaman, pastinya gak bakal panas dan kalau kecapekan kita bisa manfaatin waktu di perjalanan untuk tidur. Meskipun nyaman tetap ada minusnya. Penyakitnya masyarakat sini cuma segelintir yang bisa bahasa Inggris, sementara tulisan-tulisan yang terpampang sepanjang jalan pun gak dibarengi dengan bahasa Inggrisnya, otomatis gak ngertilah. Dan setiap kali ambil one day tour gini gue selalu dapat supir yang gak ngerti bahasa Inggris kalau bosnya sih bisa bahasa Inggris, pusing komunikasinya kalau cuma mengandalkan anggukan sama gerak-gerik. Sebelum berangkat, kita bakal di tunjukin gambar dari tempat-tempat yang bakal kita kunjungin, waktu itu ada beberapa tempat yang gue skip karena menurut gue kurang menarik dan demi menghemat waktu supaya di floating market nanti bisa lama.
Mulailah kita dari kawasan temple, dipintu masuknya ada beberapa orang yang nawarin jasa foto langsung jadi beserta framenya. Buat yang pertama kali kesini bolehlah jasa ini dibeli untuk pajangan di rumah. Harga 1 foto + frame THB100. Puas foto-foto, kita lanjut perjalanan ke tempat kedua sekitar 5-10 menit menanjak ke atas nama tempatnya Municipal Park. Di Municipal Park ini juga ada kuil, ada patung besar Wat Hat Yai Nai dan ada cable car/kereta gantung. Tapi, sebelum keluar mobil si supir saranin ke kami supaya gak naik cable carnya karena gak safety lagian waktu itu juga lagi banyak banget angin. Memang sih jalur cable carnya gak terlalu jauh, tapi demi keamanan kita mutusin untuk gak naik si cable car ini. Dari atas ketinggian disini kita bisa ngelihat kota Hatyai. Karena tadi gak jadi naik cable car, saat perjalanan balik si supir mampirin ke bangunan/terminal seberangnya si cable car.
Puas foto-foto di cable car, kita lanjut jalan ke tempat ketiga yaitu Sleeping Budha. Disini yang mau dilihat cuma patung besar sleeping budha. Agak jalan ke belakang langsung ketemu laut dengan pemandangan jembatan. Teriknya matahari membuat kita kurang mau berlama-lama di tempat ini.
Stelah itu lanjut perjalanan sekitar 30 menit ke tempat keempat, Kereta monorail. Ini seperti kereta monorail yang ada di Penang hill hanya saja jarak tempuh kereta ini lebih dekat dan daya tampungnya lebih sedikit. Harga tiket masuk per orang THB30. Di atas luas tapi gak ada kegiatan seperti pertunjukan, tetapi di atas ini banyak spot foto juga, Selain itu dari atas ini kita juga bisa ngelihat kota Hatyai. Yang menarik di sekitar pintu masuk tempat ini ada banyak penjual Es Krim Kelapa. Harga es krim ini THB30. Es krim ini merupakan campuran dari es krim, Kelapa muda, Ubi manis, pulut, roti tawar, kacang, susu kental manis, semuanya dicampur dan makannya langsung dari batok kelapa muda. Dan sebagai peringatan, di pintu masuk tempat ini banyak sekali monyet yang hidup liar. Memang tidak menggangu, tapi yang namanya hewan begitu ada orang yang membawa makanan pasti akan di datangi. Jadi, sambil makan es krim sambil hati-hati dan terus lihat sekitar mana tau tiba-tiba monyet udah ada di samping.
Menjelang sore kita lanjutkan perjalanan ke tempat kelima, Songkhala. Jadi disini itu ada patung naga besar yang dari mulutnya keluar air ke danau, hampir kayak patung singa di Merion Singapura. Disini gak terlalu ramai dan panas, jadi kita gak berlama dan langsung lanjut ke tempat keenam, Samila Beach.
Perjalanan ke Samila Beach ini sekitar 20 menit dari Songkhala. Di pinggir pantai Samila ini ada patung putri duyung yang ramai banget. Orang yang datang ke tempat rasanya gak afdol kalau belum foto di patung ini. Di pantai ini gak ada kegiatan-kegiatan olahraga pantai seperti paralayang atau lainnya, bahkan gak ada orang yang berenang di pantai. Di pinggir pantai ini pasirnya gak terlalu halus, banyak pecahan halus dari karang dan kerang yang tajam, jadi harus hati-hati. Disini banyak penjual makanan seperti sosis, bakso, udang dan penjual souvenir. Hanya saja disini harga souvenirnya masih sedikit lebih mahal. Mis, 1 dompet-dompet kecil (untuk powerbank) yang isinya 4 atau 5 buah, harganya THB100. Kalau beli 2 jadi THB190. Di tempat lain mungkin bisa dapat lebih murah. Jadi waktu itu kita memutuskan hanya mencoba makanan dan tidak membeli souvenir dari sini.
Puas dari Samila Beach lanjut perjalanan ke tempat ketujuh, tempat terakhir, Khlong Hae Floating Market. Sama kayak Floating Market yang ada di Bandung disini juga penjual menjual makanannya dari atas perahu. Bedanya kawasan floating market ini lebih luas dan selain penjual makanan disini juga penuh dengan penjual berbagai jenis souvenir, pakaian, tas, dan oleh-oleh lainnya. FYI, yang mau membeli oleh-oleh untuk dibawa pulang, di floating market ini bisa jadi salah satu tempatnya. Barang disini lebih variatif dan lebih murah. Untuk harga jangan ragu untuk nawar, karena bisa jadi kita dapat harga murah. Waktu itu kita sampai borong beberapa tas, baju sama celana, tapi kita gak beli souvenir tas-tas kecil itu disini karena harganya sama kayak di Samila Beach tadi.
Sekitar jam 7 malam, kita cabut dari floating market dan kembali ke Red Planet Hotel. Dari Floating market sampai ke hotel udah gak terlalu jauh lagi, cuma 15-20 menit doang. Sampai hotel kita langsung urus check in, dan check in disini gak perlu pakai uang deposito. Kamar yang kita dapat sesuai dengan yang gue book, double bed, kamarnya luas (jauh lebih luas dari Heliconia Hotel) tapi kamar mandinya lebih kecil dari hotel sebelumnya, and no smoking room. Selesai beberes dan mandi, kita langsung keluar lagi jalan ke arah Lee Garden. Di pinggiran Lee Garden ini juga banyak banget penjual souvenir, tapi tetap kita harus pintar-pintar tawar dan cari harga yang pas nancep di kantong. Malam itu setelah nanya dan mampir ke beberapa tempat, akhirnya kita menemukan penjual pinggir jalan yang tokonya ramai karena harga barangnya murah, banyak jenisnya dan penjualnya ramah. Dompet-dompet itu disini dapat THB80 per 1 bungkus (yang besar isi 2/3, sedang isi 4, kecil isi 5), itu lumayan banget buat di bagi-bagiin jadi oleh-oleh ke kerabat. Ada juga gantungan kunci, magnet kulkas, pulpen, gantungan, sama souvenir lainnya. Kelar keliling malam, kita balik ke hotel untuk packing.
Minggu pagi, kita bakal dijemput di hotel jam 9 pagi. Setelah check out dan sebelum dijemput kita jalan di sekitar hotel cari makan untuk sarapan. Kita berniat untuk makan nasi pagi ini, dan akhirnya kita makan di restoran ayam packing. Kita pesan 1 porsi ayam packing dan 1 porsi babi packing, minumnya teh cina/teh pahit. Total harganya sih lupa, tapi makanannya enak. Kenyang makan, kita balik ke hotel untuk di jemput travel yang udah kita pesan dari Penang kemarin. Mobil travel datangnya ontime, dan kita sampai di penang sekitar jam 3 sore waktu Penang. Flight pulang, kita ambil penerbangan yang paling malam biar bisa santai dan gak dikejar-kejar waktu. Jadi sisa waktu sore, kita habiskan di Mall Komtar untuk makan dan keliling mal. Sekitar jam 6 sore kami kembali ke terminal komtar, naik bus Rapid Penang nomor 401E untuk ke Bandara. Pesawat Air Asia yang kami tumpangi untuk pulang berangkat on time dan sampai jam 9 malam juga di Medan.
Banner
Rabu, 11 Mei 2016
Trip Penang-Hatyai (Part 1)
Haloo, dih udah lama banget ya gue gak nulis. Kali ini gue mau share tentang travel gue 1 bulan lalu yang kebetulan pada saat itu posisi gue lagi mudik ke Medan, dan orang tua mendadak nyeletuk ngajakin travel. Waktu itu kita pergi ke Penang-Malaysia lanjut ke Hatyai-Thailand dan kita pergi berempat (bonyok+adek bontot+gue) selama 3 hari 4 malam. Sebenernya ini udah yang ketiga kalinya kesini, tapi tetep aja ya gak bosan habisnya kotanya cantik sih. Selain itu, Penang itu jarak tempuhnya dekat dan harga tiket ke Penang masih tergolong murah (kalau beruntung kita bisa dapat harga 150ribuan dari Medan). Travel kali ini sebenernya bisa di bilang campuran budget travel plus family travel. Budget Travel, karena kita sebisa mungkin kemana pun naik kendaraan umum ditambah jalan kaki, makanya barang yang kita bawa juga gak banyak. Berangkat berempat ya barang juga cuma 4 ransel, udah kayak backpackeran :)
Okeh, mulai dari tiket. Waktu itu gue mulai search dan beli tiket dari 2 minggu sebelum berangkat. Setelah nemu hari yang pas dan dipikir dari segala sudut, kita putusin pergi pulang pakai masakapai Air Asia dengan harga tiket 350ribuan per orang per flight jadi pergi pulang kalau di total kena 700ribuan per orang (agak mahal ya sebenarnya padahal perginya weekdays loh hari Kamis). Kita ambil penerbangan yang berangkat dari Medan jam 16:30 biar sampai Penang gak kemalaman, tapi ternyata pesawat berangkatnya kena delay kurang lebih 1 jam dan jadilah kami sampai malam di penang (sekitaran jam 20:00). Dari Bandara Penang kita lanjut ke hotel yang gue book di daerah Georgetown dekat dengan Komtar. Tempat nunggu busnya gak jauh kok dari pintu keluar kedatangan bandara. Jadi gak terlalu susah nyarinya. Tapi, FYI, busnya gak 24 jam. Jadi kalau malam banget opsi ya cuma naik taksi. Waktu itu kita masih beruntung, karena Rapid Penang yang kita naikin itu katanya bus terakhir. Gue sih gak pernah naik taksi dari Bandara ke Komtar, tapi dari info sih katanya bisa kena RM50. Kalau naik bus dari Bandara ke terminal Komtar (Komplek Tun Abdul Razak) naik Rapid Penang nomor 401E dengan harga RM2,7 dewasa dan anak-anak RM1,54 (kita harus bilang sama anak-anak, kalau gak bilang nanti dikasih harga dewasa, kan lumayan selisih riggitnya) dengan perjalanan sekitar 1 jam. TIPS, bawa uang pas ya karena tuh supir gak bakal punya kembalian. Jadi, sambil nunggu-nunggu bus datang, bisa tuh dihitung dan disiapin total ongkos ntar berapa.
Untuk hotel udah gue book dari Indonesia lewat travel online yang sama dengan waktu gue beli tiket. Honestly, ini pertama kalinya gue pesan hotel via online yang awalnya gak yakin tapi karena pasti harganya bakal lebih mahal kalau beli on the spot dan untuk make sure bakal dapat kamar (karena pesawat kita sampainya malam), jadilah pesan hotel dari Indonesia. Setelah cari info dari segala web, nimbang-nimbang harga, drama sana sini, dan nimbang-nimbang lokasi, akhirnya pilihan nginap di Penang jatuh ke Hotel Heliconia di daerah Georgetown yang kayakya sih bintang 2 atau bintang 3 dengan harga 300ribuan per malam (without breakfast). Sebenernya di Penang banyak banget hotel yang murah (banget), dari hotel yang kayak asrama (1 kamar bisa 4/6/8 orang) sampai ke hotel berbintang. Kenapa Heliconia Hotel? Pertama, itu hotel baru dan dari beberapa review yang ada di web rata-rata ngasih komentar yang bagus, kedua, dekat dengan komtar jadi bisa jalan kaki cuma 5 menit. Malah sebenarnya kalau kita naik Rapid Penang (mis habis dari mana gitu) mau balik ke hotel gak perlu turun di Komtar kita bisa turun di jalan McCallister (turun di depan gang dekat lampu merah yang dekat komtar terus tinggal jalan kaki sebentar paling cuma 1 menit), ketiga, dekat hotel banyak tempat makan (jl. McCallister) terutama yang mau kulineran malam, dan keempat dan terpenting, berhubung gue pergi sama orang tua yang notabanenya bokap gak terlalu suka hotel yang jorok karena doi punya sinus, jadi gue menyesuaikan kondisi dengan tidak gambling untuk ambil hotel murah tapi ntar malah jadi masalah sama bokap gue.
Sampailah kita di Komtar. Gue cuma modal peta, dan gak tau ini hotel letaknya dimana. Setelah tanya sana-sini, ternyata banyak yang gak tau ada hotel ini (mungkin karena masih tergolong baru jadi orang banyak yang belum tau). Akhirnya, setelah masuk gang-gang gelap yang mungkin kalau siang disini bakal ramai, kami nemu hotel ini. Dan ternyata kunci yang gampang untuk nemuin hotel ini yaitu cari Hotel Sentral Georgetown, karena Hotel Heliconia tepat disebelah hotel itu. Hotel Sentral Georgetown gedungnya tinggi, sebenarnya dari jauh (bahkan dari Komtar) kami udah ngelihat hotel ini dan hotel ini udah pasti banyak orang yang tau.
Sampai di hotel, yang pertama gue dengar dan sadarin adalah kayaknya di sekitar hotel ini banyak tempat dugem atau mungkin lagi ada pesta atau apalah itu, soalnya lumayan banyak kedengaran suara musik keras sejenis EDM gitu (dan ternyata masih kedengaran sampai ke kamar meskipun samar banget). Gue sama papa langsung check in, sementara mama sama adek gue nunggu di bawah. Sebenernya ini agak tricky ya. Jadi, walaupun kita perginya berempat gue pesan cuma pesan 1 kamar standard doang, baik itu hotel di Penang ataupun hotel di Hatyai nanti. Cara ngakalinnya biar semua bisa masuk dan gak kena cas, masuknya berdua-dua. Karena gue yang bisa bahasa inggris dan hotel di pesan atas nama papa akhirnya gue sama papa yang checkin. Habis itu, nomor kamarnya tinggal ngabarin ke mama biar mereka nyusul masuk kamar selang beberapa menit setelah kami masuk. Selama ini sih kalau travel, kami selalu pesan hotel begini selain untuk menghemat biaya, sayang juga rasanya kalau pesan hotel banyak gitu, soalnya kan di hotel paling cuma malam doang. Pagi melek terus sarapan cus jalan-jalan, balik lagi udah malam kadang tengah malam malah. Mungkin ini bisa tips untuk para budget traveller yang kurang berkenan pakai hotel murah tapi gak mau budget habis.
Petugas front office hotel ini ramah, dia speak English well. Sediakan uang RM50, karena waktu check ini kita harus kasih uang untuk deposit dan dikembalikan waktu check out nanti. Waktu itu room yang gue book udah keisi jadi dia upgrade kamar kita tanpa tambahan biaya dan prosesnya cepat kok. Gak berapa lama kita langsung dikasih nomor kamar. Kamarnya lumayan kecil tapi kamar mandinya luas, tempat tidurnya nyaman dan kamarnya bersih minusnya sih kamarnya agak bau pengap sama suara musik dari luar masih kedengaran samar-samar. Malam pertama gak mau kita sia-siakan cuma di kamar aja, jadi habis dapat nomor kamar, selesai mandi dan beberes dengan barang masing-masing, kita keluar untuk icip-icip kuliner malam di Jl. McCallister. Tapi sayangnya karena udah kemalaman mungkin ya jadi udah mulai pada tutup, tapi tetap kok masih ada yang bisa di kulinerin.
Jumat pagi, hari pertama, kita rencana mau ngunjungi Penang Hill-Kek Lok Si Temple-Batu Ferringhi Beach. Sambil jalan mau ke terminal Komtar kita cari-cari sarapan. Ketemulah yang jual nasi Kandar. Nasi Kandar ini makanan India tapi khas Penang jadi banyak dijual di toko-toko pinggir jalan. Kita pesan Nasi kandar lauk ayam, roti bakar+telur semuanya RM11. Dari terminal Komtar ke Penang Hill naik Rapid Penang nomor 204 dengan harga RM2 untuk dewasa dan 1RM untuk anak-anak. FYI, busnya agak lama datang jadi harus sabar nunggunya ya. Perjalanan menuju Penang Hill sekitar 45 menit. Bus akan melewati Pasar Ar Itam (Kek Lok Si Temple), dan sekitar 5-10 menit dari Kek Lok Si sampailah di Penang Hill (Tujuan Akhir). Harga tiket masuk Penang Hill Bukit Bendera RM30 (harga untuk pelancong/tourist). Disini kita bakal naik kereta monorail yang miring banget sekitar 10-15 menit menuju ke Bukit Bendera. Di atas ternyata luas banget. Yang mau ngelihat kota Penang dengan lebih jelas, disini ada disediakan teropong tapi harus bayar 1 ringgit juga per berapa menit gitu. Disini juga ada pertunjukan beberapa hewan, ada museum burung hantu, terus disini ada disewakan mobil listrik untuk keliling dan berhenti di spot-spot foto. Harga sewa mobilnya RM50 dengan kapasitas 5-7 orang. Di pintu keluar ada banyak penjual souvenir disini.
Dari Penang Hill, naik Rapid Penang nomor 203/204 ke Kek Lok Si Temple. Dari beberapa info sih katanya bisa jalan kaki, tapi karena waktu kesana lagi terik banget jadinya ita memilih untuk nasih bus. Ongkosnya RM1,4. Sebenarnya Kek Lok Si Temple itu one way, jadi kalau mau ke Penang Hill busnya bakal lewat dari Kek LOk Si, tapi kalau dari Penang Hill ke Kek Lok Si, harus jalan kaki lagi sekitar 5 menit (kita turun bus di simpang jalan gitu, nanti dari situ jalan kaki sekitar 5 menit). Jadi Untuk saran, seharusnya ngunjungin Kek Lok Si Temple dulu baru ke Penang Hill. DI paling atas Kek Lok Si ini ada patung Dewi Kuang In (yang katanya terbesar se-Asia), sangking besarnya dari jauh udah kelihatan. Untuk bisa masuk ke temple ini kita harus naik banyak anak tangga. GUe sih gak ngitung anak tangganya berapa, tapi lumayan makan tenaga dan nafas. Untungnya di sepanjang anak tangga itu banyak banget yang jual souvenir dan FYI, souvenir disini lumayan lengkap dan harga souvenir disini lebih murah dibanding di Penang Hill (sebenernya mungkin disini yang paling murah dari tempat lain) dan sambil naik tangga boleh banget tuh buat berhenti, tanya-tanya harga sekalian borong. Di tengah jalan naik ada kolam kura-kura/penyu, di sekitarnya ada yang jual makanan untuk hewan ini. Terus, seperti di kuil-kuil lainnya banyak patung-patung di sepanjang jalan dengan hiasan warna-warni di sekitar kuil. Kita sih gak sampai ke puncak Kek Lok Si (yang ada patung Kuang In), orang tua gue gak sanggup katanya kalau sampai atas lagian kondisi matahari lagi terik banget. Jadilah kita cuma setegah jalan. Di dekat Kek Lok Si Temple banyak banget yang jual makanan, dan pilihan kita jatuh ke penjual Nasi Hainam. 1 porsi nasi Hainam: RM5.
Setelah dari Kek Lok Si kita lanjut perjalanan ke Komtar naik Rapid Penang nomor 204/204. Di Komtar kita mampir ke toko travel untuk beli tiket bus travel ke Hatyai. Jangan ragu untuk tanya ke setiap toko travel ya, soalnya harga di tiap toko travel berbeda. Waktu itu ada salah satu toko yang ngasih harga PP RM90. dari beberapa toko yang kita tanya akhirnya kita dapat harga ongkos Penang-Hatyai PP RM75 per orang. Kata pihak travelnya ongkos dari Hatyai ke Penang yang lebih mahal. Kalau kita beli tiet pergi dan pulang pisah-pisah (pergi beli dari Penang pulang beli dari Hatyai) malah lebih mahal harganya malah beda harganya lumayan jauh loh. Untuk jam berangkat tergantung dari travel masing-masing. Kita milih untuk berangkat jam 5 pagi.
Habis urusan tiket kelar, kita lanjut perjalanan ke Batu Ferringhi Beach. Dari Komtar naik Rapid Penang nomor 101 atau 103 (agak lupa. hehe) harga ongkosnya RM2,7. Perjalanan agak jauh, jalannya tanjakan kayak kita mau naik ke puncak, cuma bedanya disini kiri kanannya banyak pantai. Kami sampai disini masih sekitar jam 3 sore, dan masih terik banget. Waktu baru sampai pantainya masih sepi, sekitar 1 jam kemudian barulah banyak aktifitas pantainya. Disini sih hampir kayak di Panti Kuta Bali bedanya kalau di Pantai Kuta banyak orang yang surfing di pantainya sementara disini gak, selain itu disini gak seramai di Pantai Kuta. Disini juga ada jasa kepang rambut kayak di Bali terus adek gue mintalah supaya rambutnya dikepang, harganya RM50 (mahal ya). Dulu asal gue kesini gak pernah dapat sunsetnya, nah sekali ini kita kesini emang untuk ngejar sunsetnya yang cakep itu. Kelar dari Pantai Batu Ferringhi, kita balik ke hotel. Sebenernya malam ini kita mau ke Gurney, soalnya kalau malam ada banyak stand makanan dan Gurney itu bisa dibilang ada di pinggir pantai juga. Tapi karena udah pada capek dan malam ini juga harus beberes karena besok subuh udah harus check out, akhirnya kita malam itu memutuskan untuk kulineran lagi di dekat hotel cuma sekali ini berangkatnya gak kemalaman.
Sabtu pagi subuh, hari kedua, setelah kita check out dan udah ngambil uang deposit, sesuai perjanjian jam 5 pagi kita udah dijemput travel di hotel. Perjalanan ke Hatyai Sekitar 4-5jam dan di Hatyai kita langsung diantar ke tempat tujuan/hotel. Di sepanjang jalan kita harus mampir ke kantor-kantor imigrasi untuk laporan passport dan mengisi beberapa data.
Perjalanan di Hatyai to be continue ke part 2 ya.....
Okeh, mulai dari tiket. Waktu itu gue mulai search dan beli tiket dari 2 minggu sebelum berangkat. Setelah nemu hari yang pas dan dipikir dari segala sudut, kita putusin pergi pulang pakai masakapai Air Asia dengan harga tiket 350ribuan per orang per flight jadi pergi pulang kalau di total kena 700ribuan per orang (agak mahal ya sebenarnya padahal perginya weekdays loh hari Kamis). Kita ambil penerbangan yang berangkat dari Medan jam 16:30 biar sampai Penang gak kemalaman, tapi ternyata pesawat berangkatnya kena delay kurang lebih 1 jam dan jadilah kami sampai malam di penang (sekitaran jam 20:00). Dari Bandara Penang kita lanjut ke hotel yang gue book di daerah Georgetown dekat dengan Komtar. Tempat nunggu busnya gak jauh kok dari pintu keluar kedatangan bandara. Jadi gak terlalu susah nyarinya. Tapi, FYI, busnya gak 24 jam. Jadi kalau malam banget opsi ya cuma naik taksi. Waktu itu kita masih beruntung, karena Rapid Penang yang kita naikin itu katanya bus terakhir. Gue sih gak pernah naik taksi dari Bandara ke Komtar, tapi dari info sih katanya bisa kena RM50. Kalau naik bus dari Bandara ke terminal Komtar (Komplek Tun Abdul Razak) naik Rapid Penang nomor 401E dengan harga RM2,7 dewasa dan anak-anak RM1,54 (kita harus bilang sama anak-anak, kalau gak bilang nanti dikasih harga dewasa, kan lumayan selisih riggitnya) dengan perjalanan sekitar 1 jam. TIPS, bawa uang pas ya karena tuh supir gak bakal punya kembalian. Jadi, sambil nunggu-nunggu bus datang, bisa tuh dihitung dan disiapin total ongkos ntar berapa.
Untuk hotel udah gue book dari Indonesia lewat travel online yang sama dengan waktu gue beli tiket. Honestly, ini pertama kalinya gue pesan hotel via online yang awalnya gak yakin tapi karena pasti harganya bakal lebih mahal kalau beli on the spot dan untuk make sure bakal dapat kamar (karena pesawat kita sampainya malam), jadilah pesan hotel dari Indonesia. Setelah cari info dari segala web, nimbang-nimbang harga, drama sana sini, dan nimbang-nimbang lokasi, akhirnya pilihan nginap di Penang jatuh ke Hotel Heliconia di daerah Georgetown yang kayakya sih bintang 2 atau bintang 3 dengan harga 300ribuan per malam (without breakfast). Sebenernya di Penang banyak banget hotel yang murah (banget), dari hotel yang kayak asrama (1 kamar bisa 4/6/8 orang) sampai ke hotel berbintang. Kenapa Heliconia Hotel? Pertama, itu hotel baru dan dari beberapa review yang ada di web rata-rata ngasih komentar yang bagus, kedua, dekat dengan komtar jadi bisa jalan kaki cuma 5 menit. Malah sebenarnya kalau kita naik Rapid Penang (mis habis dari mana gitu) mau balik ke hotel gak perlu turun di Komtar kita bisa turun di jalan McCallister (turun di depan gang dekat lampu merah yang dekat komtar terus tinggal jalan kaki sebentar paling cuma 1 menit), ketiga, dekat hotel banyak tempat makan (jl. McCallister) terutama yang mau kulineran malam, dan keempat dan terpenting, berhubung gue pergi sama orang tua yang notabanenya bokap gak terlalu suka hotel yang jorok karena doi punya sinus, jadi gue menyesuaikan kondisi dengan tidak gambling untuk ambil hotel murah tapi ntar malah jadi masalah sama bokap gue.
Sampailah kita di Komtar. Gue cuma modal peta, dan gak tau ini hotel letaknya dimana. Setelah tanya sana-sini, ternyata banyak yang gak tau ada hotel ini (mungkin karena masih tergolong baru jadi orang banyak yang belum tau). Akhirnya, setelah masuk gang-gang gelap yang mungkin kalau siang disini bakal ramai, kami nemu hotel ini. Dan ternyata kunci yang gampang untuk nemuin hotel ini yaitu cari Hotel Sentral Georgetown, karena Hotel Heliconia tepat disebelah hotel itu. Hotel Sentral Georgetown gedungnya tinggi, sebenarnya dari jauh (bahkan dari Komtar) kami udah ngelihat hotel ini dan hotel ini udah pasti banyak orang yang tau.
Sampai di hotel, yang pertama gue dengar dan sadarin adalah kayaknya di sekitar hotel ini banyak tempat dugem atau mungkin lagi ada pesta atau apalah itu, soalnya lumayan banyak kedengaran suara musik keras sejenis EDM gitu (dan ternyata masih kedengaran sampai ke kamar meskipun samar banget). Gue sama papa langsung check in, sementara mama sama adek gue nunggu di bawah. Sebenernya ini agak tricky ya. Jadi, walaupun kita perginya berempat gue pesan cuma pesan 1 kamar standard doang, baik itu hotel di Penang ataupun hotel di Hatyai nanti. Cara ngakalinnya biar semua bisa masuk dan gak kena cas, masuknya berdua-dua. Karena gue yang bisa bahasa inggris dan hotel di pesan atas nama papa akhirnya gue sama papa yang checkin. Habis itu, nomor kamarnya tinggal ngabarin ke mama biar mereka nyusul masuk kamar selang beberapa menit setelah kami masuk. Selama ini sih kalau travel, kami selalu pesan hotel begini selain untuk menghemat biaya, sayang juga rasanya kalau pesan hotel banyak gitu, soalnya kan di hotel paling cuma malam doang. Pagi melek terus sarapan cus jalan-jalan, balik lagi udah malam kadang tengah malam malah. Mungkin ini bisa tips untuk para budget traveller yang kurang berkenan pakai hotel murah tapi gak mau budget habis.
Petugas front office hotel ini ramah, dia speak English well. Sediakan uang RM50, karena waktu check ini kita harus kasih uang untuk deposit dan dikembalikan waktu check out nanti. Waktu itu room yang gue book udah keisi jadi dia upgrade kamar kita tanpa tambahan biaya dan prosesnya cepat kok. Gak berapa lama kita langsung dikasih nomor kamar. Kamarnya lumayan kecil tapi kamar mandinya luas, tempat tidurnya nyaman dan kamarnya bersih minusnya sih kamarnya agak bau pengap sama suara musik dari luar masih kedengaran samar-samar. Malam pertama gak mau kita sia-siakan cuma di kamar aja, jadi habis dapat nomor kamar, selesai mandi dan beberes dengan barang masing-masing, kita keluar untuk icip-icip kuliner malam di Jl. McCallister. Tapi sayangnya karena udah kemalaman mungkin ya jadi udah mulai pada tutup, tapi tetap kok masih ada yang bisa di kulinerin.
Jumat pagi, hari pertama, kita rencana mau ngunjungi Penang Hill-Kek Lok Si Temple-Batu Ferringhi Beach. Sambil jalan mau ke terminal Komtar kita cari-cari sarapan. Ketemulah yang jual nasi Kandar. Nasi Kandar ini makanan India tapi khas Penang jadi banyak dijual di toko-toko pinggir jalan. Kita pesan Nasi kandar lauk ayam, roti bakar+telur semuanya RM11. Dari terminal Komtar ke Penang Hill naik Rapid Penang nomor 204 dengan harga RM2 untuk dewasa dan 1RM untuk anak-anak. FYI, busnya agak lama datang jadi harus sabar nunggunya ya. Perjalanan menuju Penang Hill sekitar 45 menit. Bus akan melewati Pasar Ar Itam (Kek Lok Si Temple), dan sekitar 5-10 menit dari Kek Lok Si sampailah di Penang Hill (Tujuan Akhir). Harga tiket masuk Penang Hill Bukit Bendera RM30 (harga untuk pelancong/tourist). Disini kita bakal naik kereta monorail yang miring banget sekitar 10-15 menit menuju ke Bukit Bendera. Di atas ternyata luas banget. Yang mau ngelihat kota Penang dengan lebih jelas, disini ada disediakan teropong tapi harus bayar 1 ringgit juga per berapa menit gitu. Disini juga ada pertunjukan beberapa hewan, ada museum burung hantu, terus disini ada disewakan mobil listrik untuk keliling dan berhenti di spot-spot foto. Harga sewa mobilnya RM50 dengan kapasitas 5-7 orang. Di pintu keluar ada banyak penjual souvenir disini.
Dari Penang Hill, naik Rapid Penang nomor 203/204 ke Kek Lok Si Temple. Dari beberapa info sih katanya bisa jalan kaki, tapi karena waktu kesana lagi terik banget jadinya ita memilih untuk nasih bus. Ongkosnya RM1,4. Sebenarnya Kek Lok Si Temple itu one way, jadi kalau mau ke Penang Hill busnya bakal lewat dari Kek LOk Si, tapi kalau dari Penang Hill ke Kek Lok Si, harus jalan kaki lagi sekitar 5 menit (kita turun bus di simpang jalan gitu, nanti dari situ jalan kaki sekitar 5 menit). Jadi Untuk saran, seharusnya ngunjungin Kek Lok Si Temple dulu baru ke Penang Hill. DI paling atas Kek Lok Si ini ada patung Dewi Kuang In (yang katanya terbesar se-Asia), sangking besarnya dari jauh udah kelihatan. Untuk bisa masuk ke temple ini kita harus naik banyak anak tangga. GUe sih gak ngitung anak tangganya berapa, tapi lumayan makan tenaga dan nafas. Untungnya di sepanjang anak tangga itu banyak banget yang jual souvenir dan FYI, souvenir disini lumayan lengkap dan harga souvenir disini lebih murah dibanding di Penang Hill (sebenernya mungkin disini yang paling murah dari tempat lain) dan sambil naik tangga boleh banget tuh buat berhenti, tanya-tanya harga sekalian borong. Di tengah jalan naik ada kolam kura-kura/penyu, di sekitarnya ada yang jual makanan untuk hewan ini. Terus, seperti di kuil-kuil lainnya banyak patung-patung di sepanjang jalan dengan hiasan warna-warni di sekitar kuil. Kita sih gak sampai ke puncak Kek Lok Si (yang ada patung Kuang In), orang tua gue gak sanggup katanya kalau sampai atas lagian kondisi matahari lagi terik banget. Jadilah kita cuma setegah jalan. Di dekat Kek Lok Si Temple banyak banget yang jual makanan, dan pilihan kita jatuh ke penjual Nasi Hainam. 1 porsi nasi Hainam: RM5.
Setelah dari Kek Lok Si kita lanjut perjalanan ke Komtar naik Rapid Penang nomor 204/204. Di Komtar kita mampir ke toko travel untuk beli tiket bus travel ke Hatyai. Jangan ragu untuk tanya ke setiap toko travel ya, soalnya harga di tiap toko travel berbeda. Waktu itu ada salah satu toko yang ngasih harga PP RM90. dari beberapa toko yang kita tanya akhirnya kita dapat harga ongkos Penang-Hatyai PP RM75 per orang. Kata pihak travelnya ongkos dari Hatyai ke Penang yang lebih mahal. Kalau kita beli tiet pergi dan pulang pisah-pisah (pergi beli dari Penang pulang beli dari Hatyai) malah lebih mahal harganya malah beda harganya lumayan jauh loh. Untuk jam berangkat tergantung dari travel masing-masing. Kita milih untuk berangkat jam 5 pagi.
Habis urusan tiket kelar, kita lanjut perjalanan ke Batu Ferringhi Beach. Dari Komtar naik Rapid Penang nomor 101 atau 103 (agak lupa. hehe) harga ongkosnya RM2,7. Perjalanan agak jauh, jalannya tanjakan kayak kita mau naik ke puncak, cuma bedanya disini kiri kanannya banyak pantai. Kami sampai disini masih sekitar jam 3 sore, dan masih terik banget. Waktu baru sampai pantainya masih sepi, sekitar 1 jam kemudian barulah banyak aktifitas pantainya. Disini sih hampir kayak di Panti Kuta Bali bedanya kalau di Pantai Kuta banyak orang yang surfing di pantainya sementara disini gak, selain itu disini gak seramai di Pantai Kuta. Disini juga ada jasa kepang rambut kayak di Bali terus adek gue mintalah supaya rambutnya dikepang, harganya RM50 (mahal ya). Dulu asal gue kesini gak pernah dapat sunsetnya, nah sekali ini kita kesini emang untuk ngejar sunsetnya yang cakep itu. Kelar dari Pantai Batu Ferringhi, kita balik ke hotel. Sebenernya malam ini kita mau ke Gurney, soalnya kalau malam ada banyak stand makanan dan Gurney itu bisa dibilang ada di pinggir pantai juga. Tapi karena udah pada capek dan malam ini juga harus beberes karena besok subuh udah harus check out, akhirnya kita malam itu memutuskan untuk kulineran lagi di dekat hotel cuma sekali ini berangkatnya gak kemalaman.
Sabtu pagi subuh, hari kedua, setelah kita check out dan udah ngambil uang deposit, sesuai perjanjian jam 5 pagi kita udah dijemput travel di hotel. Perjalanan ke Hatyai Sekitar 4-5jam dan di Hatyai kita langsung diantar ke tempat tujuan/hotel. Di sepanjang jalan kita harus mampir ke kantor-kantor imigrasi untuk laporan passport dan mengisi beberapa data.
Perjalanan di Hatyai to be continue ke part 2 ya.....
Langganan:
Postingan (Atom)