Banner

Rabu, 18 Maret 2015

Diet Mayo: Menu and Review (Part 2)

Yap, lanjutan dari Diet Mayo: MENU AND REVIEW (PART 1) yang sudah ngebahas sampai hari ke-7, di part 2 ini gue bakal review hari ke-8 sampai hari ke-13.

Day 8:
Menu day 8
Menu ala Chiel:
Pagi: Teh tawar (tanpa gula)
Siang: Sayur bayam 1 ikat rebus, tomat, 2 butir telur rebus
Malam: Bistik rebus (1 ons), selada, lemon

Day 9:
Menu day 9
Menu ala Chiel:
Pagi: Teh tawar (tanpa gula)
Siang: Bistik rebus (1 ons), selada, lemon, 1 buah pear
Malam: 1,5 ons paha ayam rebus, 1 buah pisang

Day 10:
Menu day 10
Menu ala Chiel:
Pagi: Teh tawar (tanpa gula)
Siang: 2 butir telur rebus, 1 ikat sayur bayam rebus, 1 buah tomat di jus, 1 buah naga merah
Malam: 1,6 ons dada ayam rebus, selada ditaburi lemon

Day 11:
Menu day 11
Menu ala Chiel:
Pagi: Teh tawar (tanpa gula)
Siang: 1 butir telur rebus, 1 buah wortel rebus
Malam: pepaya diperasin jeruk lemon

Day 12:

Menu day 12
Menu ala Chiel:
Pagi: 1 botol just wortel (1 wortel besar di jus)
Siang: 1,5 ons dada ayam rebus
Malam: 1,3 ons bistik rebus, selada ditaburi lemon

Day 13 (sabtu):
Menu ala Chiel:
Pagi: Teh manis (pakai gula tropicana sedikit) + Roti tawar 1 lembar
Siang: 1,6 ons ayam rebus, selada
Malam: 2 butir telur rebus, 1 buah kentang direbus

Pengalaman gue:
Hari pertama memang berat dan itu pasti!! Everyone will say that. Lidah susah nerima makanannya, perut belum terbiasa jadi kalau siang atau malam pasti lapar lagi, lemas juga bawaannya karena yang masuk sedikit banget plus banyak banget godaannya. Tapi, begitu masuk ke hari 3 lidah sudah biasa perut pun begitu. Paling berat itu kalau hari sabtu apalagi kalau minggu. You know, weekend is the day for fun, for hang out with friends and many more to do. hahaha. Tapi disitulah tantangannya. Sabtu pagi gue tetap masih ikut olahraga hip hop dance dan minggu gue tetap biasa keluar jalan dan pas makan gue cuma pesan minum aqua doang dan dapat bonus diledekin. Okeh!

Masuk minggu kedua, udah mulai bosan sama menu makanan yang sebenernya itu-itu aja, lidah juga udah mulai pahit, di kantor juga udah makin banyak godaan (waktu itu ada yang bawa ayam betutu coy, hampir batal) dan udah mulai kepikiran buat nyerah. Tapi nyokap marah-marah bilang tanggung, jangan nyerah. Jadilah gue tetap ngelanjutin sampai hari ke-13. Kalau udah mau dekat-dekat hari terakhir itu udah gak berasa lagi. Rasanya udah kayak makan siang biasa. Kayak lagi gak diet, padahal kawan di kantor pada "enggak deh" gitu ngelihat makan siang gue yang bentuknya abstrak dan super dikit.

Dari semua menu, yang paling gue gak suka kalau ada menu pakai tomat sama menu yang ada wortelnya. I really really don't like them. Setiap ada menu-menu itu selalu gue coba akalin biar bisa kemakan (di jus) tapi tetap aja cuma sedikit yang gue maka, sisanya terbuang, syedih.

Hari paling "surga" itu kalau ketemu menu yang ada buahnya. Buah udah jelas dong ada rasanya manisnya gitu. Wahh, rasanya itu ya, buahnya pengen ditambah 1 lagi (jatah kan cuma 1 doang).

Like i said before, sebelum memulai mayo ini gue gak ada nimbang-nimbang bb dan selama diet mayo pun gue gak ada pantau bb udah berapa. But....kalau ditanya kurang gak bbnya? berhasil gak? sukses gak? I will say YESS. I don't know how to convince you, but i can fell it.

Saran:
1. Dari semua review yang gue baca, semuanya nyuruh untuk minum sebanyak-banyaknya yang lo danggup, dan gue pun akan menyarankan seperti itu. Minumlah sebanyak mungkin yang lo bisa, yey.

2. Waktu lo beli buah, pilihlah buah yang agak besar. Di menu sih untuk buah gak ditakarin harus yang beratnya berapa. Seperti yang gue bilang tadi, buah itu ibarat "surga" dalam dunia "permayoan" ini. jadi jangan sampai lo menyesal karena pemilihan yang salah.

3. Kalau mau memulai diet mayo ini, lihat-lihat tanggal atau agenda lo ya. Jangan sampai lo diet pas udah masuk masa Natal. Kan bakalan banyak tuh undangan Natal disana sini. Atau jangan sampai lo pilih tanggal waktu musim nikah atau waktu teman lo nikah. Kan gak iya, teman dekat ngundang terus lo gak datang alasannya karena "Maaf sis, gue lagi diet mayo nih". Jadi, make sure dulu, hari, tanggal, bulan dan tahunnya udah pas.

Sukses untuk yang lagi ngejalanin si mayo ini yesss. 

Jumat, 13 Maret 2015

Diet Mayo: Menu and Review (Part 1)

Hai ~ ~ ~ hallooo ~ ~ ~
Setelah beberapa lama yang lalu gue sempat memposting menu-menu diet mayo di akun IG gue, orang-orang pada nanya itu apa? menunya apa aja? siangnya makan apa? malamnya gimana? sarapannya itu doang? enak gak? FYI, diet mayo sih singkatnya diet garam dan karbo selama 13 hari! So, simpulkan sendiri rasanya gimana ya :)

Jadi ceritanya, ada teman gue yang kayaknya makin, yahhh, berkurang lah bobot tubuhnya. Terus gue tanya dong sama doi, dan ternyata dia ngejalanin diet mayo. Gue yang punya masalah sedikit dengan masalah ini (gak berani nyebut), langsung tertantang juga pengen nyoba si mayo ini. Anyway, seingat gue dulu nyokap pernah ikutan diet ini, dan gue yang pada saat itu masih remaja (masih sekolah) pernah nyobaan menu bayamnya dia dan rasanya, eyuhh. Gue meyakinkan diri pada saat itu juga gak bakal nyobain diet ini. Ehh, taunya sekarang di coba juga. haha. Nice, yess!

Nah, gue googlinglah menunya apa aja dan dari sekian banyak varian menu yang ada gue memilih menu yang satu ini (pinjam gambarnya ya om).

Diet Mayo Menu
Gue dari awal tidak membuat perbandingan. Sebelum diet ini gue gak ada nimbang, karena di mindset gue, gue diet untuk sehat aja, bukan untuk ngurangin berat badan. Toh diet mayo intinya ngurangin asupan garam. Lagian ditempat gue gak ada timbangan. haha. Anyway, semua menu pure gue masak sendiri, seadanya dengan alat yang terbatas. Orang-orang pada nanya, ngapain sih lo capek-capek masak sementara udah banyak catering mayo dimana mana. Sebenernya pengen catering sih, but i think better cooked by yourself. The quantity of food can be better controlled, guaranted free of salt dan of course yesss saving money. Anyway, time to review.

Day 1 (Senin)
Menu day 1
Menu ala Chiel:
Pagi: Teh tawar (tanpa gula)
Siang: Sayur bayam 1 ikat rebus, tomat, 2 butir telur rebus
Malam: Bistik rebus (1 ons), selada, lemon

Day 2:
Menu day 2
Menu ala Chiel:
Pagi: Teh tawar (tanpa gula)
Siang: Bistik rebus (1 ons), selada, lemon, 1 buah naga merah
Malam: 1,7 ons ayam rebus, 1 buah pisang

Day 3:
Menu day 3
Menu ala Chiel:
Pagi: Teh tawar (tanpa gula)
Siang: 2 butir telur rebus, 1 ikat sayur bayam rebus, 1 buah pear
Malam: 1 Ikat bayam, 1 buah kentang direbus dibuat jadi mashed potato

Day 4:


Menu day 4
Menu ala Chiel:
Pagi: Teh tawar (tanpa gula) + Roti tawar 1 lembar
Siang: 1 butir telur rebus, 1 buah wortel rebus
Malam: pepaya diperasin jeruk lemon

Day 5:
Menu day 5
Menu ala Chiel:
Pagi: Teh tawar (tanpa gula) + Roti tawar 1 lembar (gue sebenernya gak suka banget wortel jadi ganti pakai menu biasa deh)
Siang: 1,5 ons ayam rebus
Malam: 1,8 ons bistik rebus, 1 ikat bayam, selada, lemon

Day 6:
Menu day 7

Menu ala Chiel:
Pagi: Teh manis (pakai gula tropicana sedikit) + Roti tawar 1 lembar
Siang: 1,5 ons ayam rebus, selada, lemon
Malam: 2 butir telur rebus, 1 buah kentang direbus dibuat jadi mashed potato

Day 7:
Menu day 7
Menu ala Chiel:
Pagi: Teh tawar (tanpa gula)
Siang: 1 buah pear
Malam: 2 buah pisang

Menu-menu selanjutnya dan review ada di  Diet Mayo: MENU AND REVIEW (PART 2)
Yuhuuuuuu

Selasa, 20 Januari 2015

Membuat SKCK Baru dan SKBN di Polres Medan

Beberapa hari yang lalu, gue baru mengurus Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) dan Surat Keterangan Narkoba (SKBN). Jadi, gue mau ngelamar di suatu perusahaan yang memerlukan surat-surat berharga itu. Ceritanya gue anak rantau yang tinggal di Jakarta beberapa tahun dan KTP gue masih Medan, sementara kalau mau ngurus SKCK itu sedikit ribet (bukan gak bisa ya!!) kalau KTP-nya bukan KTP daerah yang bersangkutan. Biasanya SKCK itu ngurusnya di polsek atau polres daerah tempat tinggal sesuai dengan KTP. Dan akhirnya gue pun harus mudik demi mengurus SKCK sekalian SKBN ini. Dari yang gue baca, searching sama tanya teman-teman, kayaknya mengurus SKCK dan SKBN ini rempong, tapi ternyata tidak begitu, malah cepat banget dan lancar asalkan semua syaratnya sudah dilengkapi.

Nah, waktu itu gue ngurusnya di Polresta Medan. Jadi, buat yang mau ngurus SKCK di Medan, ini nih syarat-syaratnya:
  1. Surat pengantar dari kelurahan
  2. Fotocopy Kartu Keluarga (KK) 1 lembar
  3. Fotocopy KTP 2 lembar (1 untuk daftar SKCK, 1 lagi untuk sidik jari)
  4. Fotocopy Akta Kelahiran 1 lembar
  5. Pas Foto 4x6 2 lembar (1 untuk daftar SKCK, 1 lagi untuk sidik jari dan tidak ada ketentuan untuk warna latar/bebas)
Jadi, prosedur-prosedurnya:
  1. Langsung ke loket pembuatan SKCK, nanti dicek dulu sama mereka syarat-syaratnya sudah lengkap atau belum, kemudian nanti petugas memberikan form lembar data diri untuk diisi (kalau tidak salah ada 3 lembar). Di form itu ada keterangan mengenai keluarga, jadi harus diingat jelas ya, tanggal lahir/umur/pekerjaan anggota keluarganya.
  2. Setelah isi form, pergi ke ruangan tempat sidik jadi (ada di sebelah kiri ruangan pendaftaran ini). Di ruangan ini, kita diserahin form mengenai data diri dan kartu untuk cap sidik jari. Setelah semuanya sudah terisi, semua lembaran tadi diserahkan kepada petugas dan tunggu giliran untuk sidik jari. Habis sidik jari, tunggu aja di panggil sambil siapin fotocopy KTP 1 lembar, pas foto 4x6 1 lembar, form data diri yang pertama tadi diisi, plus siapin uang sebagai biaya administrasi (seikhlasnya aja ya, disini gak ditentukan kok berapanya). Setelah dipanggil, form data diri pertama dan lembaran perumusan sidik jari diberikan kembali kepada kita.
  3. Selesai sidik jari, balik lagi ke tempat pembuatan SKCK. Form data diri pertama dan lembaran perumusan sidik jari serahin ke loket pembuatan SKCK dan disini bayar Rp 20.000. Tinggal tunggu, 5-10 menit kemudian nama dipanggil dan SKCK jadi deh.
  4. Kalau mau legalisir, tinggal fotocopy dan berikan kembali ke loket pembuatan SKCK. Untuk legalisir biayanya RP 1.000 per lembar ya.

Senin, 27 Oktober 2014

Pontianak dan Singkawang, Pintu Pertamaku Menuju Pulau Kalimantan

Melirik kalender dan kemudian menyadari ada tanggal merah di bulan Oktober ini walaupun itu cuma 1 hari dan di hari sabtu pula, aku langsung merencanakan liburan dan kemudian memutuskan untuk pelesir ke kota Pontianak, Kalimantan Barat. Ini pertama kalinya aku ke Pontianak dan pertama kalinya ke tanah Kalimantan. Langsunglah pesan tiket pesawat dan FYI!, harga tiket pesawat Jakarta - Pontianak ratenya itu sekitaran 500 ribuan untuk low season, kalau high season bisa kena sampai 800 atau 900 ribuan.

Naik penerbangan malam, yang tadinya sore kemudian di delay dan akhirnya berangkat malam, perjalanan di udara sekitaran 1,5 jam, akhirnya sampai juga di Bandara International Supadio. Hmm, sedikit di luar ekspektasi. Mungkin karena sudah terbiasa dengan besarnya Bandara Soekarno Hatta, atau besarnya Bandara Kuala Namu atau Bandara Ngurah Rai, Bandara ini kecil. Hehe.

Welcome To Pontianak

Disambut tulisan "Welcome To Pontianak" plus tulisan aksara cina yang membuat aku nyeletuk dalam hati "ohh, pamtesan banyak orang Tionghoa di pesawat tadi, pasti penduduk sini dominan orang Tionghoa" dan ternyata celetukannya betul. Hehe. Setelah bertemu dengan penjemput, kita langsung cari hotel dan akhirnya menginap di Hotel Kini. Begitu pagi tiba, baru nyadar kalau di sekitaran hotel itu tempat hotel itu banyak jualan souvenir sama makanan oleh oleh khas pontianak. Gak mandi, cuma ganti baju sama cuci muka, langsung capcus keliling kota sebentar terus beli oleh-oleh. FYI again, makanan khas pontianak itu banyak yang bersangkutan sama lidah buaya, dodol lidah buaya, manisan lidah buaya, keripik lidah buaya, cokelat lidah buaya, pokoknya lidah buaya lidah buaya. Sambil beli sambil icip-icip, dan makannya enak loh, gak salah deh bawa beginian buat oleh-oleh. Gak lupa juga pilah-pilih kain tenun yang serba khas-khas.

Oleh-oleh yang seabrek
Sebelum ke Kalimantan Barat ini, aku banyak baca cerita referensi tentang Pontianak, tapi yang paling banyak itu cerita tentang panasnya. Waktu aku tanya ke teman-teman yang pernah mengunjungi maupun tinggal dan bekerja disana, semuanya serentak berkata "iya, Pontianak itu panas", Haha. And honestly, mereka benar banget. Memang panas disini, kalau kata orang sih karena pontianak itu daerah yang dilintasi khatulistiwa makanya jadi panas. Mungkin ada benarnya juga ya.

Selesai urusan oleh-oleh, kami melanjutkan perjalanan ke Singkawang. Pontianak ke Singkawang itu kurang lebih 3 jam perjalanan. Di perjalanan kami melewati Tugu Khatulistiwa yang sering dibicarakan orang dan memutuskan mampir sebentar, sebentar saja karena panas banget.


Ditengah jalan menuju Singkawang tepatnya di jalan raya Pontianak - Sungai Pinyuh kami mampir di Pondok Pengkang, yang katanya udah terkenal, lumayan sering diliput dan mmm, masuk siaran televisi (tapi aku sih belum pernah nonton, mungkin pas tayang lagi gak nonton :D). Posisi si pondok ini ada di sebelah kanan (kalau dari Pontianak) dan di tikungan. Pertama kali dengar pengkang, namanya aneh di telinga. sampai-sampai aku harus menanyakan 3 kali ke pelayannya untuk memastikan pengucapan "pengkang"ku sudah benar apa belum. haha. Jadi sebenarnya pengkang ini kalau di masyarakat awan mungkin bisa disebut seperti lemper, hanya saja pengkang ini isiannya pakai ebi. Pengkang di pondok ini disajikan dengan cocolan kerang yang disambal (kurang tau persisi apa nama masakan kerang ini). Dan ternyata rasa si Pengkang ini "endes" alias enak. Buat yang ke Kalimantan Barat ini adalah kuliner wajib coba. 

Pengkang dan cocolan Kerang Sambal
Seorang teman memberitahu sedikit, tentang singkawang. Katanya Singkawang adalah kota wisata Cap Go Meh. Jadi saat perayaan Cap Go Meh ini, semua orang Tionghoa akan berbondong-bondong ke Singkawang. Tidak hanya yang ada di Kalimantan Barat, yang dari luar daerah pun banyak yang kesini. Pernah sekali seorang teman yang kebetulan ada dinas ke Pontianak, tidak kebagian tiket pesawat lagi padahal sudah dari jauh hari di pesan. Seorang teman yang lain bercerita, mulai dari Imlek sampai puncaknya saat perayaan Cap Go Meh , Singkawang tidak tidur. Seakan kota itu tidak mampu menampung banyaknya orang yang berkunjung kesana. Bahkan saat perayaan itu, banyak orang yang rela tidur di depan depan rumah orang lain karena tidak kebagian penginapan. Banyak juga orang yang sangat jauh-jauh hari sudah memesan penginapan di hari Cap Go Meh ini (memesan untuk 1 tahun ke depan).

Berangkat siang dari Pontianak dan sampai di Singkawang sudah sore hari. Sepanjang jalan, dari dalam mobil yang aku tumpangi ini, tak jarang kelihatan kapal-kapal besar yang sedang berlabuh, kalau tidak salah seperti kapal-kapal tanker. Aku bertanya tanya dalam hati apa kapal-kapal sebesar itu tidak kandas ya? Soalnya, kalau di lihat dari sini (mobil) sepertinya jarak dari kapal ke seberang itu dekat. Tapi, kalau kapal itu ada disitu, itu artinya tidak kandas. haha. Selain kapal-kapal tersebut, pemandangan bukit yang silih berganti di kiri dan kanan dan sawah sawah pun menjadi teman yang setia di perjalanan. Di Singkawang inilah ada pantai yang di kelilingi oleh bukit. Setiap kali aku melihat pemandangan alam dimana pun itu, selalu kusempatkan mengucap syukurku kepada Tuhan dan mengagumi betapa semua sempurna di ciptakan-Nya *berdoa*.

Pagi menjelang, bangun dengan kesadaran yang masih dibawah 50% rasanya ingin saja melewatkan sarapan ini, tapi tetap saja aku melangkahkan kaki ke lantai 4 untuk sarapan di restaurant hotel. Begitu di restaurant, kesadaran langsung pulih total. Ohh Tuhan, pemandangan yang sangat indah sudah menanti cantik untuk menemani sarapan kami.

Persis di sebelah kiri kami, ada bukit indah ini yang menemani. rasanya pengen makan disini terus sepanjang hari
Aku kurang tau persis apa nama bukit ini, tapi rasanya bukit ini sangat dekat dengan posisi restaurant ini. Melihat pemandangan sebegitu indah, rasanya ingin makan disini setiap hari saja dan gak mau pindah. Semangat pagi langsung melanda untuk melaksanakan aktivitas hari ini. Segera aku berberes dan check out dari hotel, kemudian kami melanjutkan perjalanan menuju pantai Pasir Panjang.

Pantai yang benar-benar seperti namanya, pantai pasir panjanggggg

Dan ahh ~~~ itu benar-benar seperti namanya, pasir yaanggg panjang. Tanpa pikir panjang, aku dan kawan-kawan langsung nyebur dan seakan berubah jadi ikan pesut yang berenang kesana dan kesini di air laut. Haha. Di pantai ini ada penginapan buat yang mau menginap, dan fasilitas WC dan tempat bilasnya bersih. Jadi, gak bingung buat mandi dan ganti dimana. Di dekat pantai ini juga sedang dibangun wahana-wahana permainan seperti di Ancol, tapi jelas ini lebih kecil. Sayangnya, waktu yang sempit gak memungkinkan aku buat mengunjungi Pulau Randayan, karena habis dari pantai Pasir panjang, aku dan teman-teman langsung menuju ke bandara Supadio untuk kembali lagi ke Jakarta.
Quality Time
SELFIE
Overall, liburan 3 hari 2 malam di Kota Pontianak dan Singkawang ini sangat berkesan padahal aku baru pertama kali ini menginjakkan kali di pulau Kalimantan apalagi di Pontianak. Pulau Randayan, aku pasti akan mengunjungimu. Perjalanan yang belum selesai ini, pasti akan membawaku kembali ke tempat ini, untuk menikmati keindahan yang lebih lagi.

Rabu, 17 September 2014

Kebaya Pernikahan dan Martumpol (Batak)

Setelah sekilas ngebahas soal gimana ribetnya acara pernikahan gue di Pernikahan Adat Batak, sekarang mau share soal baju atau kebaya. Mulai dari martupol sampai di acara pemberkatan dan resepsi.

> Martumpol (baca: Martuppol)

Martumpol ini seperti pengesahan/penandatanganan persetujuan pernikahan oleh orang tua kedua belah pihak atas rencana perkawinan anak-anak mereka di hadapan pejabat Gereja. Untuk acara ini, kita pakai nuansa ungu/lila, baik kebaya maupun kemeja laki-laki.






Pemberkatan, Resepsi dan Adat

Di pemberkatan, resepsi dan adat, baik dekorasi, kebaya dan kemeja, didominasi banget sama nuansa biru dicampur dengan warna gold dan putih. Nyokap dan mertua juga pakai biru, tapi untuk seragam adik-adik pakai seragam warna pink magenta.









Pernikahan Adat Batak (yang Unik, seru, ribet, melelahkan, dan tak lepas dari rasa syukur berlimpah)

We just got married 13 days ago. Rasa syukur yang tak henti-hentinya kepada Tuhan karena semua sudah berjalan dengan lancar sukses dan juga terima kasih kepada orang tua, keluarga dan teman serta segala orang yang sudah bekerja keras untuk membantu dalam mempersiapkan segalanya membuahkan hasil yang sungguh sangat luar biasa.

Meskipun tinggal dan kerja di Jakarta, tapi acara dilakukan di Medan, Sumatera Utara. Kehebohan uda, inanguda, tulang, bou, tante, keponakan, sepupu, seluruh keluarga yang datang dari Papua, Flores, Surabaya, Jakarta, Lampung, Samosir, dan daerah lain yang satu demi satu sudah berdatangan dan beberapa menginap di rumah sejak 1 minggu sebelum hari H jadi keseruan sendiri, karena jarak yang jauh membuat kita semua jarang berkumpul. Sangking banyaknya cerita, 10 album rasanya gak bakal cukup buat nampung semua :)

Pemberkatan
Dengan darah Batak yang kami berdua punya, tentunya adat batak harus disertakan di acara pernikahan kami. Adat di satu sisi memang merepotkan, tapi di sisi lain adat itu unik dan harus dilestarikan. Lagipula kata orang tua, kalau adat tidak dilakukan, artinya kita seperti masih ada utang dan akan berefek ketika punya anak nantinya, sehingga sekarang ataupun nanti adat tetap harus dilakukan.

Dari jam 3 pagi tukang salon dan timnya sudah datang ke rumah untuk merias ada sekitaran 20 orang. Sekitaran jam setangah 9 keluarga lelaki tiba, dan dilakukan adat sibuebuea (maaf kalau salah (: ), kalau diartikan seperti menyambut pihak keluarga laki-laki. Setelah itu sekitaran jam 10 pagi iringan langsung berangkat ke Gereja, di Gereja berfoto bersama seluruh keluarga dan pemberkatan dimulai jam 11 pagi. Sekitaran jam setengah 1 siang, iringan sudah mulai berpindah ke gedung Wisma Taman Sari Medan. Masih di pintu masuk gedung sudah mulai manortor, kurang tau apa namanya. Setelah itu harus berdiri untuk menyambut dan menyalam semua orang yang masuk. Kebayang dong, semua tamu yang masuk harus disalamin sama cipika cipiki satu persatu di pintu masuk ini. Setelah itu langsung ke lantai 2, untuk acara tamu yang nasional (resepsi). Jadi di bawah itu cuma untuk adat doang, nantinya kalau pengantin diperlukan ada petugas yang bakal manggil pengantinnya supaya turun, karena di atas juga cuma sampai jam 5 sore doang dan selebihnya dilakukan di bawah (adat). Setelah jam 5 sore inilah yang agak agaknya panjang, karena dari sinilah mulai acara memberi ulos. Keseluruhan acara selesainya sekitaran jam 9 malam.

Tamu yang dibawah
Mangulosi
Luar biasa capeknya memang, tapi memang puas sekali rasanya ketika semua tahap-tahap sudah berjalan dengan lancar. Mulai dari acara penyambutan keluarga lelaki yang datang ke rumah kami (perempuan), acara pemberkatan di Gereja, acara resepsi dan acara adat di gedung. Puji Tuhan, semua berjalan lancar dan orang yang datang melebihi prediksi dan kapasitas.

Rabu, 13 Agustus 2014

List Lagu terbaru Agustus 2014

Udah lama gak posting tentang list lagu-lagu terbaru. Kali ini gue bakal sharing lagu-lagu yang lagi getol getolnya gue putar berserta link buat ngedownloadnya so, lo gak perlu lagi googling linknya.. Ada yang memang lagu terbaru tapi ada juga yang lagu lama but they still exixt on my ipod. So, please choose what you want (Ini urutan bukan berdasarkan mana yang paling disuka atau mana yang kira ratingnya tinggi ya).
T.FAS